Terkena Malaria "Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal" | SM-3T | SD Inpres Biopis
Dokumentasi ketika saya di rawat di Puskesmas Basim, ini merupakan kali keempat saya terkena Malaria dan pertama kali di rawat di Puskesmas. |
Mungkin mendengar istilah Malaria tidak asing di telinga kalian, akan tetapi saya yakin sebagian besar dari kalian belum pernah yah merasakan bagaimana sih terkena penyakit Malaria itu?. Jangan kan untuk merasakan terkena Malaria melihat orang yang terkena Malaria juga belum pernah. Benar demikian kan? Saya kasih tahu yah kawan-kawan seperti di sub heading artikel ini terkena Malaria itu Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal. Sakit, sakit dan sangat sakit serta tidak menutup kemungkinan kita bisa meninggal karena kurang tepat, kurang sigap dan kurang cepat dalam menangani penyakit Malaria.
Saya ingin bertanya dulu pada kalian! Diantara kalian semua ada tidak yang pernah mengucapkan kata atau klausa “Selamat Tinggal” kepada siapapun itu dan dalam moment apapun itu? nah kurang lebih menurut saya Sakitnya terkena Malaria sama dengan kita mengucapkan “Selamat Tinggal”. Ini hanya pandangan saya saja yah kawan kalian boleh setuju boleh tidak. Mengapa saya mengatakan Terkena Malaria Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal. Kata-kata Ini muncul ketika saya dirawat di Puskesmas Basim, Distrik Fayit, Kab. Asmat tahun 2016. Ketika teman-teman sepenempatan dan seperjuangan menanyakan bagaimana rasanya malaria itu seketika dengan spontan saja saya menjawab “Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal” dan teman-teman saya yang sedang menunggu saya di ruang kamar opname tertawa semua mendengar kalimat itu.
Pada artikel ini saya akan menceritakan pengalaman saya terkena penyakit Malaria ketika saya jadi Guru SM-3T di SD Inpres Biopis, Distrik Fayit, Kab. Asmat, Provinsi Papua 3 tahun yang lalu. Dari sejak awal saya mengikuti seleksi peserta SM-3T Angkatan VI Tahun 2016 sebenarnya di benak hati saya sempat mengatakan semoga saja tidak ada penempatan di wilayah Papua. Ternyata ketika ditahap Prakondisi diumumkan bahwa akan ada yang ditempatkan di Kab. Asmat Provinsi Papua. Mendengar informasi itu saya tambah deg-degan saja dan terus berdoa supaya tidak jadi bagian peserta yang ditempatkan disana. Saya sempat mencari-cari informasi tentang kondisi Asmat dari berbagai aspek ternyata ada artikel yang membahas Asmat di Wikipedia nah dari sana saya tahu bahwa Asmat merupakan salah satu tempat Endemik Malaria karena kondisi geografisnya yang sebagian besar Wilayah Asmay itu adalah rawa-rawa.
Selain Malaria, saya juga mendapat informasi tentang Kanibalisme, pada artikel yang saya baca diceritakan bahwa dulu di Asmat pernah ada orang yang memakan orang, aduh setelah tahu informas tersebut i saya tambah risih dan takut di tempatkan disana. Selain Malaria dan Kanibalisme ada lagi satu informasi yang menarik yaitu Asmat terkenal dengan kerajinan-kerajinan pahatannya yang ternyata sudah mendunia.
Alhamdulilah, ternyata saya bersama 52 orang yang semuanya laki-laki pada saat pengumuman penempatan seluruhnya di tempatkan di Kab. Asmat. Hati sangat tidak tenang karena informasi-informasi yang sebelumnya saya dapatkan tentang Asmat akan tetapi saya harus menerima hal demikian karena saya sudah menandatangani surat pernyataan kebersediaan ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah Indonesia. Saya tahu bahwa ini semua adalah rencana tuhan dan rencana tuhan selalu Indah, sehingga saya harus bersyukur bisa ditempatkan di Kab. Asmat, karena banyak yang ingin punya pengalaman jadi Guru SM-3T di Asmat tapi tidak semua memiliki kesempatan seperti saya dan 51 orang kawan-kawan saya yang lainnya.
Teman-teman sekalian perlu di ketahui bahwa dari ke 52 teman saya yang ditempatkan di Asmat tidak semuanya terkena penyakit Malaria. Bahkan ada teman saya yang iri karena tidak pernah mengalami rasanya sakit Malaria. Kata teman saya tersebut terkena Malaria itu keren karena penyakit langka, bahkan warga asli sana banyak yang mengatakan bahwa belum bisa disebut pernah ke Papua atau ke Asmat kalau belum pernah merasakan Malaria.
Terkena Malaria itu betul-betul sakit, sangat sakit “Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal”, ketika di penempatan saya mengalami 6 kali sakit Malaria itu artinya setiap dua bulan sekali yah saya terkena Malaria. Dua bulan pertama ketika di penempatan, saya tidak menyangka bahwa saya terkena Malaria, hari Selasa saya merasakan beberapa gejala yaitu rasa ngilu pada sendi kedua kaki saya keesokan harinya rasa ngilu itu terus bertambah ke sendi-sendi lainnya. Sempat saya berkata ke Kepsek saya dipenempatan karena saya serumah dengan beliau akhirnya beliau mengatakan ini gejala Malaria, akan tetapi saya masih kurang percaya kalau ini Malaria. Aktivitas tetap berjalan setiap hari kesekolah, namun apa yang saya rasakan malah tambah parah setelaha rasa ngilu muncul rasa-rasalainya yaitu Demam yang tinggi, mudah berkeringat dan mengigil. Keadaan ini saya rasakan setelah melakukan senam yang dilakukan 3 kali sehari dipenempatakan. Kenapa sampai 3 kali sehari karena itu perintah kepala sekolah, kedua anak-anaknya memang mau karena tidak pernah sebelumnya melakukan senam dengan diiringi musik yang cukup keras. Karena kecapean ini justru memperburuk keadaan yang membuat kondisi saya semakin parah.
Hari Jum’at kepsek menyuruh ke puskesmas untuk diperiksa tapi saya tidak menurutinya, karena memang saya paling males jika harus diperiksa dan berhadapan dengan dokter, kedua saya merasa bahwa tetap apa yang saya rasakan ini hanyalah penyakit demam biasa, demam sempat hilang karena saya minum obat generik Mixagrip yang saya bawa dari Bandung, hingga saya bilang kepada kepsek kondisi saya membaik, akan tetapi itu tidak bertahan lama, deman, mengigil dan keringat kembali datang. Kepala sekolah tetap saja menyuruh saya diperiksa karena beliau sudah tahu kalau saya memang sudah terkena Malaria tapi saya menolaknya.
Saya ingin bertanya dulu pada kalian! Diantara kalian semua ada tidak yang pernah mengucapkan kata atau klausa “Selamat Tinggal” kepada siapapun itu dan dalam moment apapun itu? nah kurang lebih menurut saya Sakitnya terkena Malaria sama dengan kita mengucapkan “Selamat Tinggal”. Ini hanya pandangan saya saja yah kawan kalian boleh setuju boleh tidak. Mengapa saya mengatakan Terkena Malaria Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal. Kata-kata Ini muncul ketika saya dirawat di Puskesmas Basim, Distrik Fayit, Kab. Asmat tahun 2016. Ketika teman-teman sepenempatan dan seperjuangan menanyakan bagaimana rasanya malaria itu seketika dengan spontan saja saya menjawab “Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal” dan teman-teman saya yang sedang menunggu saya di ruang kamar opname tertawa semua mendengar kalimat itu.
Pada artikel ini saya akan menceritakan pengalaman saya terkena penyakit Malaria ketika saya jadi Guru SM-3T di SD Inpres Biopis, Distrik Fayit, Kab. Asmat, Provinsi Papua 3 tahun yang lalu. Dari sejak awal saya mengikuti seleksi peserta SM-3T Angkatan VI Tahun 2016 sebenarnya di benak hati saya sempat mengatakan semoga saja tidak ada penempatan di wilayah Papua. Ternyata ketika ditahap Prakondisi diumumkan bahwa akan ada yang ditempatkan di Kab. Asmat Provinsi Papua. Mendengar informasi itu saya tambah deg-degan saja dan terus berdoa supaya tidak jadi bagian peserta yang ditempatkan disana. Saya sempat mencari-cari informasi tentang kondisi Asmat dari berbagai aspek ternyata ada artikel yang membahas Asmat di Wikipedia nah dari sana saya tahu bahwa Asmat merupakan salah satu tempat Endemik Malaria karena kondisi geografisnya yang sebagian besar Wilayah Asmay itu adalah rawa-rawa.
Selain Malaria, saya juga mendapat informasi tentang Kanibalisme, pada artikel yang saya baca diceritakan bahwa dulu di Asmat pernah ada orang yang memakan orang, aduh setelah tahu informas tersebut i saya tambah risih dan takut di tempatkan disana. Selain Malaria dan Kanibalisme ada lagi satu informasi yang menarik yaitu Asmat terkenal dengan kerajinan-kerajinan pahatannya yang ternyata sudah mendunia.
Alhamdulilah, ternyata saya bersama 52 orang yang semuanya laki-laki pada saat pengumuman penempatan seluruhnya di tempatkan di Kab. Asmat. Hati sangat tidak tenang karena informasi-informasi yang sebelumnya saya dapatkan tentang Asmat akan tetapi saya harus menerima hal demikian karena saya sudah menandatangani surat pernyataan kebersediaan ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah Indonesia. Saya tahu bahwa ini semua adalah rencana tuhan dan rencana tuhan selalu Indah, sehingga saya harus bersyukur bisa ditempatkan di Kab. Asmat, karena banyak yang ingin punya pengalaman jadi Guru SM-3T di Asmat tapi tidak semua memiliki kesempatan seperti saya dan 51 orang kawan-kawan saya yang lainnya.
Teman-teman sekalian perlu di ketahui bahwa dari ke 52 teman saya yang ditempatkan di Asmat tidak semuanya terkena penyakit Malaria. Bahkan ada teman saya yang iri karena tidak pernah mengalami rasanya sakit Malaria. Kata teman saya tersebut terkena Malaria itu keren karena penyakit langka, bahkan warga asli sana banyak yang mengatakan bahwa belum bisa disebut pernah ke Papua atau ke Asmat kalau belum pernah merasakan Malaria.
Terkena Malaria itu betul-betul sakit, sangat sakit “Rasanya Seperti Mengucapkan Selamat Tinggal”, ketika di penempatan saya mengalami 6 kali sakit Malaria itu artinya setiap dua bulan sekali yah saya terkena Malaria. Dua bulan pertama ketika di penempatan, saya tidak menyangka bahwa saya terkena Malaria, hari Selasa saya merasakan beberapa gejala yaitu rasa ngilu pada sendi kedua kaki saya keesokan harinya rasa ngilu itu terus bertambah ke sendi-sendi lainnya. Sempat saya berkata ke Kepsek saya dipenempatan karena saya serumah dengan beliau akhirnya beliau mengatakan ini gejala Malaria, akan tetapi saya masih kurang percaya kalau ini Malaria. Aktivitas tetap berjalan setiap hari kesekolah, namun apa yang saya rasakan malah tambah parah setelaha rasa ngilu muncul rasa-rasalainya yaitu Demam yang tinggi, mudah berkeringat dan mengigil. Keadaan ini saya rasakan setelah melakukan senam yang dilakukan 3 kali sehari dipenempatakan. Kenapa sampai 3 kali sehari karena itu perintah kepala sekolah, kedua anak-anaknya memang mau karena tidak pernah sebelumnya melakukan senam dengan diiringi musik yang cukup keras. Karena kecapean ini justru memperburuk keadaan yang membuat kondisi saya semakin parah.
Hari Jum’at kepsek menyuruh ke puskesmas untuk diperiksa tapi saya tidak menurutinya, karena memang saya paling males jika harus diperiksa dan berhadapan dengan dokter, kedua saya merasa bahwa tetap apa yang saya rasakan ini hanyalah penyakit demam biasa, demam sempat hilang karena saya minum obat generik Mixagrip yang saya bawa dari Bandung, hingga saya bilang kepada kepsek kondisi saya membaik, akan tetapi itu tidak bertahan lama, deman, mengigil dan keringat kembali datang. Kepala sekolah tetap saja menyuruh saya diperiksa karena beliau sudah tahu kalau saya memang sudah terkena Malaria tapi saya menolaknya.
Dokumentasi ketika saya sudah terkena Malaria, Bisa dilihat dari muka saya ketia memegang 1 piring Ulat Bulu. Pada saat itu saya sudah tidak mau makan. Poto ini dimabil 1 hari sebelum saya di rawat di Puskesmas |
Hari Minggu di kampung Biopis Distrik Fayit ada acara kunjungan Toris manca negara, ada sekitar kurang lebih dari 10 negara datang, toris ini akan menyaksikan pesta budaya yang dilakukan di kampung Biopis, saya sebenarnya dalam keadaan benar-benar tidak enak badan, akan tetapi saya memaksakan hadir karena ini acara yang langka hanya dilakukan 2 tahun sekali.
Bersama Yavet peserta Didik Kelas II SD Inpres Biopis Tahun Pelajaran 2016-2017. Poto ini diambil di rumah Bujang Kampung Biopis ketika Peseta Budaya Beberapa Jam sebelum saya tumbang di rawat di Puskesmas Basim. |
Jika kalian lihat, muka saya sudah kelihatan kusam, berkeringat dan berminyak dan terlihat kurang fit. Ini kondisi saya sudah sangat tidak enak badan selain sendi-sendi, demam, mengigil dan berkeringat sekarang sudah bertambah lagi dengan pusing serta ditambah mual-mual ingin muntah. Sayang sekali saya tidak bisa menyaksikan sampai selesai karena kondisi saya terus memburuk. Akhirnya saya pulang ke rumah berbaring dikasur, pusing yang saya rasakan berbeda dengan pusing-pusing yang sebelumnya saya rasakan, dalam kondisi seperti ini saya masih tetap bertahan tidak ingin dibawa kepuskesmas, teman sepenempatan dengan saya yaitu Ridwan membujuk saya untuk segera kita kepuskesmas akan tetapi saya tetap tidak menanggapinya, begitu juga kepsek yang terus meminta saya kepuskesmas.
Saya tidak bertahan lama akhirnya pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIT saya menyerah dan meminta bantuan kepada Ridwan dan kepsek agar segera dibawa ke Puskesma. Perlu diketahui kawan-kawan keadaan saya betul-betul sudah tidak bisa apa-apa untuk berjalan saja saya digandeng teman dan murid saya, begitu ketika turun keparahu saya digendong teman guru yang berasal asli dari Asmat yaitu Pak Niko. Perjalan membutuhkan waktu sekitar 15 menit menggunakan fiber dan puskesmaspun dipastikan tutup akan tetapi karena puskesmasnya dekat dengan rumah dokter dan petugas kesehatan puskesmas jadi kapanpun jika sakit bisa dibawa kepuskesmas sekalipun tengah Malam.
Setibanya dipuskesmas, saya diminta untuk melakukan pemeriksaan check atau tes darah jadi ada alat khus yang ada jarumnya untuk menentukan saya terkena Malaria atau tidak dan sekaligus menentukan jenis Malaria seperti apa yang saya idap apakah Malaria Tersiana atau Tropicana atau Mix terkenad dua-duanya. Dan ternyata saya terkena Mix, tersiana dan tropicana. Terkena Malaria itu betul-betul seperti mengucapkan selamat tinggal rasanya sakit sekali. Jangan pernah deh kalian mengalami Maria. Banyak dipenempatan saya anak-anak yang meninggal karena Malaria, bahakan dokterpun ada yang meningal karena Malaria, makanya jika terkena Malaria itu harus sesegera mungkin dibawa ke puskesmas karena tadi yah tidak sedikit yang meninggal karena Malaria, kedua ternyata Malaria juga bisa menyebakan ganguan kejiawaan karena Malaria juga menyerang otak kita, pantes saja kalau terkena Malaria itu sangat pusing.
Kembali lagi kecerita, saya tidak kembali ketempat tugas, karena dokter menyarankan istirahat saja di distrik karena kalau terjadi apa-apa gampang ditanganinya karena dekat. Akhirnya saya dengan teman saya Ridwan memutuskan untuk bermalam di Rumah Dinas SM-3T yang terletak Kampung Basim di Distrik Fayit. Perlu diketahui yah kawan-kawan butuh waktu 14 hari untuk penyembuhan dan kembali normal bisa beraktifitas sebagai mana mestinya. Untuk obat itu ada 3 Jenis yang harus dikonsumsi untuk menyembuhkan malaria, sisanya adalah obat tambahan seperti penurun demam dan penambah nafsu makan.
Berikut adalah dokumentasi ketika saya terkena malaria.
Saya tidak bertahan lama akhirnya pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIT saya menyerah dan meminta bantuan kepada Ridwan dan kepsek agar segera dibawa ke Puskesma. Perlu diketahui kawan-kawan keadaan saya betul-betul sudah tidak bisa apa-apa untuk berjalan saja saya digandeng teman dan murid saya, begitu ketika turun keparahu saya digendong teman guru yang berasal asli dari Asmat yaitu Pak Niko. Perjalan membutuhkan waktu sekitar 15 menit menggunakan fiber dan puskesmaspun dipastikan tutup akan tetapi karena puskesmasnya dekat dengan rumah dokter dan petugas kesehatan puskesmas jadi kapanpun jika sakit bisa dibawa kepuskesmas sekalipun tengah Malam.
Setibanya dipuskesmas, saya diminta untuk melakukan pemeriksaan check atau tes darah jadi ada alat khus yang ada jarumnya untuk menentukan saya terkena Malaria atau tidak dan sekaligus menentukan jenis Malaria seperti apa yang saya idap apakah Malaria Tersiana atau Tropicana atau Mix terkenad dua-duanya. Dan ternyata saya terkena Mix, tersiana dan tropicana. Terkena Malaria itu betul-betul seperti mengucapkan selamat tinggal rasanya sakit sekali. Jangan pernah deh kalian mengalami Maria. Banyak dipenempatan saya anak-anak yang meninggal karena Malaria, bahakan dokterpun ada yang meningal karena Malaria, makanya jika terkena Malaria itu harus sesegera mungkin dibawa ke puskesmas karena tadi yah tidak sedikit yang meninggal karena Malaria, kedua ternyata Malaria juga bisa menyebakan ganguan kejiawaan karena Malaria juga menyerang otak kita, pantes saja kalau terkena Malaria itu sangat pusing.
Kembali lagi kecerita, saya tidak kembali ketempat tugas, karena dokter menyarankan istirahat saja di distrik karena kalau terjadi apa-apa gampang ditanganinya karena dekat. Akhirnya saya dengan teman saya Ridwan memutuskan untuk bermalam di Rumah Dinas SM-3T yang terletak Kampung Basim di Distrik Fayit. Perlu diketahui yah kawan-kawan butuh waktu 14 hari untuk penyembuhan dan kembali normal bisa beraktifitas sebagai mana mestinya. Untuk obat itu ada 3 Jenis yang harus dikonsumsi untuk menyembuhkan malaria, sisanya adalah obat tambahan seperti penurun demam dan penambah nafsu makan.
Berikut adalah dokumentasi ketika saya terkena malaria.
Ngilu sendi, demam, pusing, lemas, mual-mual, muntah betul seperti "Mengucapkan Selamat Tinggal" |
Ketika di Rawat di Puskesmas Basim di sebelah saya Andi Zulkarnaen Guru SM-3T Penempatan SMPN 1 Fayit, Kampung Basim, Distrik Fayit. |
Poto ini merupakan poto pertama kali saya terkena Malaria, tidak dirawat di Puskesmas namun disuruh Istirahat penuh. Poto ini di ambil di Posko SM-3T yang terletak di Kampung Basim, Distrik Fayit. |
Inilah penampakan obat yang selalu saya Konsumsi jika terkena Malaria. Ada 5 Jenis Obat akan tetapi hanya 3 yang betul-betul untuk Malaria. Sisanya seperti obat penurun demam atau nyeri serta penambah darah. |
Ini obat terakhir yang saya minum ketika saya terkena kembali Malaria untuk keenam kalinya. Kalini saya sudah tidak dipenempatan lagi tapi posisi saya sudah di Distrik Agat Pusat Kabupaten Asmat. |
Jadi apa sebenarnya penyebab Malaria itu, Pertama karena gigitan nyamuk endemik malaria, di Asmat karena kondisi geografisnya sebagian besar rawa-rawa membuat Asmat menjadi salah satu daerah yang Endemik nyamuk Malaria nyamuk hidu dan berkembang biak di Asmat. Kedua karena kecapean jangan memaksakan pekerjaan atau kegiatan jika sudah cape lebih baik berhenti dan istirahat saja, Ketiga, jika lapar segeralah makan jangan menahan-nahan lapar ini juga dapat menyebabkan kita terkena Malaria. Keempat, jangan banyak pikiran yah, memikirkan siCinta yang jauh, memikirkan orang tua, memikirkan lainnya terlalu berlebihan akan membuat kalian tidak betah dan ini juga konon penyebebab Malaria. Kelima jangan tidur siang hari berdasarkan informasi yan saya dapatkan bahwa tidur di siang hari tidak baik untuk di Asmat dan ini tentunya menjadi salah satu penyebab kita terkena Malaria.
Demikianlah Cerita singat pengalaman saya terkena Malaria. Semoga bisa menjadi refensi bagi kalian tentang penyakit Malaria.
Demikianlah Cerita singat pengalaman saya terkena Malaria. Semoga bisa menjadi refensi bagi kalian tentang penyakit Malaria.
Cerita yang indah pak. Lanjutkan pengabdianmu pak
BalasHapusTerima kasih pak semoga dapat menginspirasi
Hapus