Cerita Dilema Moral
Ayahku Malang Istriku Sayang
Disuatu
pagi di halaman rumah seorang hartawan duduklah seorang Pemuda yang sedang
membaca sebuah majalah dengan penuh antusias, di tengah sang Pemuda tersebut
membaca majalah datanglah seorang pria Tua duduk tepat di samping Pemuda
tersebut,, seakan tidak terjadi apa-apa sang Pemuda tetap melanjutkan membaca
majalah yang dipegangnya tanpa menoleh sedikitpun kearah pria tua tersebut,
tiba-tiba sang pria tua bertanya tentang seekor burung yang sedang ada di
sekitar tempat mereka duduk sang pria tua tersebut bertanya “
itu apa?” sambil menunjuk kearah burung yang sedang bermain, kemudian
dengan suara agak tinggi sang pria menjawab “ itu burung parkit” mendengar
jawaban sang Pemuda tersebut, sang pria tua kembali bertanya dengan nada sendu
“itu apa?” sang pria tua kembali menunjuk kearah burung parkit yang sedang
bermain, mendengar pertanyaan tersebut sang Pemuda tersebut menjawab dengan
nada tinggi “ITU BURUNG PARKIT ” mendengar jawaban si Pemuda tersebut sang pria tua akhirnya berdiri dan
berjalan masuk kedalam rumah, setelah beberapa lama sang pria tua tersebut
kembali dengan membawa sebuah kertas dan bingkai foto yang lalu di serahkan
kepada Pemuda tersebut, Pemuda tersebut mebaca surat sambal menatap foto yang
diberikan, dengan nada perlahan sang pemuda membaca isi surat tersebut “Hari
ini usiamu genap 4 Tahun dan tepat di taman belakang rumah ini kamu bertanya
tentang semua yang ada di sini termasuk bertanya tentang burung parkit yang
sedang bermain di sekitar tempat kita duduk sekarang, dimana kamu seakan tak
mau lepas dari pangkuan papah, kamu selalu bertanya “itu apa yah pah” seraya
menunjuk burung parkit yang sedang bermain, dengan suara perlahan dan lembut
papah pun menjawab “Nak itu burung parkit” lalu kamu ulangi lagi berkali-kali
hingga tak terasa hari mendekati petang
akan tetapi jawaban yang keluar dari lisan sang ayah tetap sama, dengan suara
lembut dan penuh kasih sayang untuk menjawab setiap pertanyaan si anak “itu
burung parkit sayang
Si pemuda
terdiam dan tertunduk, hingga tiba-tiba sang ayah kembali kedalam sembari
memegang dada yang seakan sakit menahan sesuatu yang tak kuat untuk di tahan,
sebelum tiba di depan pintu rumah sang ayh terjatuh dan pingsan, si pemuda
dengan mata berkaca-kaca berlari menghampiri badan yang terkulai lemas dengan
wajah pucat pasih, si pemuda mengangkat tubuh sang ayah dengan cucuran air mata
menuju salah satu kamar di rumah berlantai 5 tersebut, setelah sang ayah
terbaring di kamar tanpa sadarkan diri si pemuda menelpon dokter dan tatkala
dokter tiba di rumah, hanphone si pemuda tersebut berbunyi, ternyata sang istri
menelpon dan mengabarkan bahwa sang istri lagi dirumah sakit dan akan menjalani
operasi persalinan karna persalinan tidak dapat dilaksanakan secara normal, si
pemuda terdiam lemas tanpa kata, di mana yang harus ia dulukan sang ayah yang
terbaring lemas di tempat tidur dan menunggu bantuan dokter atau mendulukan
sang istri yang membutuhkan dukungan si pemuda dalam fase kritis operasi sesar
kelahiran anak pertama mereka.
Jika anda
menjadi sang pemuda, apa yang akan anda lakukan?
Bagamana
kira-kira perasaan sang ayah saat sang anak meninggalkannya dengan kondisi
sakit ?
Bagaimana
respon sang istri saat sang suami tidak dapat hadir saat operasi sesar
kelahiran anak pertama mereka?
Posting Komentar untuk "Cerita Dilema Moral"