Pengalaman Menjadi Guru SM-3T di Kabupaten Asmat
Guru SM-3T, Pak Yogi bersama Peserta Didik Kelas V Tahun Pelajaran 2016-2017. [Dokumentasi 6 Juni 2017] |
PENGALAMAN MENJADI GURU SM-3T DI KABUPATEN ASMAT
Tak terbanyangkan rasanya ketika pihak LPTK UPI pada
tanggal 31 Agustus 2016 mengumumkan bahwa saya di tugas menjadi Guru SM-3T di
Kabupaten Asmat. Ketika itu saya langsung sedikit kaget karena sebelumnya saya
sudah membaca profil dari dari Kabupaten Asmat yang dirasa cukup membuat saya
merinding. Banyak julukan yang diberikan kepada Asmat tapi saya lebih suka
menyebut Asmat sebagai Pulau Sejuta Papan. Sebagian besar rumah masyarakat,
jalan dan fasilitas umum lainnya terbuat dari papan kayu itu yang membuat saya
menjuluki Asmat sebagai Pulau Sejuta Papan. Saya ditugaskan di SD Inpres
Biopis, Distrik Fayit. Jaraknya sekitar 115 Km dari Distrik Agats sebagai ibu
kota dari Kabupaten Asmat. Perjalanan normal dari Agats ke Fayit membutuhkan
waktu sekitar ±3 Jam menggunakan Fiber atau ±1.5 Jam menggunakan Speed Boat
melewati laut lepas, atau ±8-3 Jam melalui sungai/kali potong jika cuaca buruk
di lautan.
A. Keadaan
Geografis
Kabupaten
Asmat terletak diantara 4º-7º Lintang Selatan dan 137º-140º
Bujur Timur.
Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Kab. Jayawijaya
dan Yahukimo
Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Kab. Boven Digoel dan
Kab. Mappi
Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Kab.Mappi dan Laut
Arafuru
Sebelah Timur : Berbatasan dengan laut Arafuru dan
Kab. Mimika.
Karakteristik wilayah Asmat sangat kompleks. Wilayah yang berdataran rendah, ber-rawa dan sering tergenang air, menyebabkan pembangunan konstruksi jalan di Kabupaten Asmat menggunakan konstruksi jalan jembatan. Jalan jembatan inilah yang menjadi sarana transportasi bagi masyarakat setempat untuk melakukan perjalanan darat. Satu-satunya cara untuk melaluinya adalah dengan berjalan kaki. Untuk perjalanan ke setiap distrik di wilayah Kabupaten Asmat sudah jelas jika tidak melewati sungai pasti melwati laut lepas. Di Asmat tidak ada sumber air seperti diwalayah yang normal pada umumnya karena factor keadaan Asmat rawa-rawa, sungai dan lautan, sehingga jika digalipun yang keluar hanyalah air laut yang Asin. Air hujan menjadi sumber air untuk mandi, cuci dan kakus serta untuk diminum juga, tak jarang banyak orang yang minum air hujan di Asmat karena harga Air mineral sangat mahal. Luas wilayah Asmat sekitar ±24000 Km² dengan jumlah penduduk sekitar ±83000 orang
Karakteristik wilayah Asmat sangat kompleks. Wilayah yang berdataran rendah, ber-rawa dan sering tergenang air, menyebabkan pembangunan konstruksi jalan di Kabupaten Asmat menggunakan konstruksi jalan jembatan. Jalan jembatan inilah yang menjadi sarana transportasi bagi masyarakat setempat untuk melakukan perjalanan darat. Satu-satunya cara untuk melaluinya adalah dengan berjalan kaki. Untuk perjalanan ke setiap distrik di wilayah Kabupaten Asmat sudah jelas jika tidak melewati sungai pasti melwati laut lepas. Di Asmat tidak ada sumber air seperti diwalayah yang normal pada umumnya karena factor keadaan Asmat rawa-rawa, sungai dan lautan, sehingga jika digalipun yang keluar hanyalah air laut yang Asin. Air hujan menjadi sumber air untuk mandi, cuci dan kakus serta untuk diminum juga, tak jarang banyak orang yang minum air hujan di Asmat karena harga Air mineral sangat mahal. Luas wilayah Asmat sekitar ±24000 Km² dengan jumlah penduduk sekitar ±83000 orang
B.
Keadaan Ekonomi
Berdasarkan pengalaman saya sebagian penduduk Asmat
menggantungkan kehidupannya kepada Alam yaitu dengan berburu hewan kehutan,
mencari sagu dan mencari ikan dilaut. Tidak ada lapangan pekerjaan yang jelas
disana karena memang tidak ada Indutri di Asmat. Sebagaian masyarakatnya hanya
bertahan hidup mengandalkan Alam. Penghasilan Asli Daerah Asmat sebagian
besarnya dari pajak dan retribusi kios-kios, rumah makan dan pertokoan. Biaya
hidup di Asmat sangat mahal, harga barang-barang kebutuhan pokok yaitu 2-3 kali
harga di pulau jawa.
C. Keadaan
Pendidikan
Keadaan Pendidikan disana
sangat menghawatirkan kebanyak penduduk di Asmat hanya berpendidikan SD bahkan
masih ada pula yang sama sekali tidak mengeyam dan tidak tahu tentang
pendidikan. Selain itu juga dari segi Sarpras juga kurang memadai banyak
bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Masalah lainya yaitu. Banyak guru
bersetatus PNS yang tidak pernah ada ditempat tugas begitu juga guru-guru
honour yang sering tidak masuk mengajar ini sangat ironis sekali. Selain itu
banyak masyarak atau orang tua yang tidak sadar akan pentingnya pendidikan
sehingga tidak/kurang mendorong anaknya untuk hadir kesekolah. Anak-anak disana
juga banyak yang terdaftar sebagai peserta didik akan tetapi tidak pernah hadir
disekolah.
PENGALAMAN AKADEMIS DI SD INPRES BIOPIS
SD Inpres Biopis terletak di
Kampung Biopis Distrik Fayit. Jaraknya sekitar 4-5 Km dari pusat distrik dan
dapat ditempuh dalam waktu 15 menit menggunkan perahu Ketingting atau 7 menit
menggunakan perahu Fiber. Kepala sekolah saya bernama Fransiskus Ande Dadi
beliau adalah orang merauke yang aslinya dari Ende di NTT. Kepala sekolah
memutuskan menugaskan saya di kelas II, akan tetapi saya hanya bias bertahan
hanya sampai dua bulan untuk dikelas tersebut alasannya selai saya bukan
seorang sarjana PGSD yang tidak paham mengajar untuk anak-anak SD juga karena
memang kondisi anak-anaknya yang jauh berbeda dengan anak-anak yang lazimnya.
Jumlah siswa dikelas II tidak jelas setiap harinya kadang masuk banyak kadang
hanya dua orang saja yang masuk sekolah selain itu terkadang saya kerepotan
ketika guru kelas I tidak masuk sekolah artinya kelas I tersebut harus digabung
dengan kelas II dan saya lah guru kelasnya. Siswa siswa dikelas I dan II hampir
seluruhnya tidak bias berhasa Indonesia ini menjadi masalah juga dalam kegiatan belajar mengajar karena siswa tidak
bias bahasa Indonesi secara otomatis tidak mengerti juga apa yang saya ucapkan
dan ajarkan pada mereka. Selain itu siswa-siwanya sulit diatur dan kebiasannya
adalah berkelahi, hamper setiap hari saya harus memisahkan siswa-siswi yang
berkelahi. Permasalahan yang lainnya adalah sebagian besar siswa baik itu kelas
I, II, III, IV, V dan VI belum bias membaca, menulis dan menghitung dapat
dikatan buta huruf dan aksara. Dari sinilah saya mulai kelelahan menangani
siswa-siswi tersebut.
Melihat permasalahan tersebut akhirnya saya menerapkan
metode pembelajaran CALISTUNG dalam setiap pembelajaran dan itupun dalam I
kelas dikrlompokan lagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok siswa yang sudah bias
baca/tulis, bisa baca dan tulis tapi belum lancer dan kelompok belum bias baca
tulis. Setiap pembelajaran di tiga kelompok ini berbeda-beda akan tetapi
berjalan di waktu yang sama.
Waktu berjalan terus hingga
akhirnya saya diperintahkan oleh kepala sekolah untuk menggampu kelas V, tidak
jauh dari kelas II masih banyak yang belum bias baca dan tulis akan tetapi
kelas V ini mengerti dan paham bahasa Indonesia sehingga lumayan mempermudah
proses komunikasi dalam pemebelajaran Jumlah siswa pada kelas V adalah 27 siswa
dan hampir sama metode pembelajaran yang diterapkan adalah CALISTUNG dengan
sedikit masuk materi pembelajaran. Alhamdulilah upaya dan perjuangan saya dikelas
V ini terlihat ada perubahan sedikit demi sedkit siswa yang buta huruf dan
angka sudah bias menggenal huruf dan angka, siswa yang sudah bisa baca, tulis
dan hitung tapi belum lancar alhamdulilah kelihatan perubahannya menjadi
lumayan lancer. Begitu juga dengan yang sudah lancar terus dipacu dengan
latihan.
PROGRAM-PROGRAM YANG PERNAH DILAKSNAKAN DI SD INPRES BIOPIS
Program SM-3T
dilaksanakan selama 1 tahun. Adapun program-program atau kegiatan yang
dilaksanakan penulis selaku Guru SM-3T yang ditempatkan di SD Inpres Biopis,
Distrik Fayit Kabupaten Asmat di bagi menjadi 2 jenis kegiatan/ program yaitu,
program yang berkaitan dengan pendidik dan tenaga kependidikan dan program yang
berkaitan dengan kemasyarakatan. Adapun capaian program penulis yaitu sebagai
berikut :
Profil Capaian Kegiatan Bidang Pendidik dan Kependidikan
No
|
Nama
Program/Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Observasi Orientasi Sekolah
|
Terlaksana
|
2
|
Menyusun Perangkat
Pembelajaran
|
Terlaksana
|
3
|
Menyusun/Menggunakan Bahan Ajar dan Media
Pembelajaran
|
Terlaksana
|
4
|
Melaksanakan Tugas
Mengajar
|
Terlaksana
|
5
|
Membantu Administrasi
Pendidikan di sekolah
|
Terlaksana
|
6
|
Melakukan Pendampingan Belajar (Calistung) di Luar
Jam Pelajaran.
|
Terlaksana
|
7
|
Pengenalan dan
Latihan Menghapal Lagu-Lagu Kebangsaan
|
Terlaksana
|
8
|
Menyanyikan Lagu
Kebangsaan Sebelum dan Sesudah Proses Pembelajaan
|
Terlaksana
|
9
|
Peningkatan Kesadaran Kebersihan dan Pengelolaan
Lingkungan Sekolah
|
Terlaksana
|
10
|
Membimbing Kegiatan
Ekstrakulikuler Pramuka
|
Terlaksana
|
11
|
Membimbing Kegiatan
Ekstrakulikuler Senam Pagi dan Sore
|
Terlaksana
|
12
|
Membimbing Peserta Didik dalam Latihan Upacara
Pengibaran Bendera
|
Terlaksana
|
13
|
Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Rutin
Setiap Hari Senin
|
Terlaksana
|
14
|
Upacara Peringatan
Hari Pendidikan Nasional dan Perlombaan
|
Terlaksana
|
15
|
Pelatihan Komputer
Bagi Guru SD Inpres Biopis
|
Terlaksana
|
16
|
Mandi Bersama
Menyehatkan Indonesia
|
Terlaksana
|
17
|
Pemantapan Peserta
Didik Kelas VI Pra US dan USBN 2017
|
Terlaksana
|
18
|
ASMArt EXPO 2017
|
Terlaksana
|
Profil Capaian Kegiatan Bidang Kemasyarakatan
No
|
Nama
Program/Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Silatuahmi dengan
Tokoh Masyarakat di Lingkungan Distrik Fayit
|
Terlaksana
|
2
|
Sosialisasi
Kedatangan Guru SM-3T dan Penyuluhan Pentinggnya Pendidikan di Gereja Gembala
Baik Kampung Biopis
|
Terlaksana
Terlaksana
|
3
|
Berpartisipasi dalam
Kegiatan Adat
|
Terlaksana
|
4
|
Pelatihan Komputer
bagi Pegawai Perangkat Desa/Kampung
|
Terlaksana
|
5
|
Penyuluhan Dampak
Perkawinan Usia Dini Bagi Masyarakat dan Rapat Persiapan US/USBN 2017 bersama
Orang Tua Peserta Didik
|
Terlaksana
|
6
|
Peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW
|
Terlaksana
|
7
|
Peringatan Isro
Mi’roj Nabi Muhammad SAW
|
Terlaksana
|
8
|
Buka Puasa Bersama
Masyarakat Muslim Basim
|
Terlaksana
|
9
|
Sholat Tarawih
Berjamaah Bersama
|
Terlaksana
|
10
|
Sholat
Idulfitri Berjamaah
|
Terlaksana
|
Posting Komentar untuk "Pengalaman Menjadi Guru SM-3T di Kabupaten Asmat"